COURTESY
INTEGRITY
PERSEVERANCE
SELF CONTROL
INDOMITABLE SPIRIT

Minggu, 05 Agustus 2012

Penjabaran azas-azas Taekwon-Do

Tidak dapat disangkal lagi, bahwa berhasil atau gagalnya berlatih Taekwon-Do sebagian besar tergantung bagaimana siswa menjalankan dan menerapkan azas-azas Taekwon-Do yang menjadi pedoman bagi para siswa yang mempelajari Taekwon-Do secara serius.



BUDI PEKERTI (COURTESY/YE UI)
Dapat dikatakan bahwa budi pekerti adalah suatu peraturan tidak tertulis yang dibuat oleh guru-guru filsafat Zaman dulu sebagai arti untuk menerangkan usaha manusia dalam menjaga hubungan masyarakat yang harmonis. Selanjutnya budi pekerti menjadi sebuah ukuran tertinggi yang dibutuhkan oleh mahluk hidup.

Para siswa Taekwon-Do harus berusaha melatih unsur-unsur budi pekerti di bawah ini untuk membangung sifat mulia dan menjalankan latihan dengan sikap tertib yang sama baiknya.
  1. Mengembangkan semangat saling menghargai
  2. Mengakui kesalahan sendiri dan tidak melemparkannya kepada orang lain
  3. Berlaku sopan terhadap satu dan lainnya
  4. Membangkitkan rasa keadilan dan kemanusiaan
  5. Mendahulukan instruktur dari siswa, senior dari junior, dan yang lebih tua dari yang lebih muda
  6. Berperilaku sesuai dengan etika
  7. Menghormati hak milik orang lain
  8. Menangani suatu urusan dengan adil dan bijaksana
  9. Jangan memberi atau menerima sesuatu yang tidak ikhlas


INTEGRITAS (INTEGRITY/YOM CHI)
Di dalam Taekwon-Do, kata integritas memiliki makna yang lebih mendalam dari yang tercantum di Webster's dictionary. Seseorang harus dapat membedakan antara benar dan salah serta mempunyai hati nurani, jika berbuat salah harus mempunyai perasaan bersalah. Dibawah ini adalah beberapa contoh dimana integritas diabaikan
  1. Seorang instruktur yang tidak dapat menunujukan kemampuan dirinya serta nilai-nilai Taekwon-Do, akan memberikan teknik-teknik yang tidak layak kepada para siswanya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki atau kurangnya rasa perduli.
  2. Seorang siswa yang tidak dapat menunjukan kemampuan dirinya dengan “merekayasa” bahan-bahan untuk teknik pemecahan sebelum peragaan.
  3. Seorang instruktur yang menyembunyikan teknik-teknik buruk yang dimilikinya dengan tempat latihan yang mewah dan sanjungan yang tidak tepat terhadap para siswanya.
  4. Seorang siswa yang meminta tingkatan sabuk dari seorang instruktur, atau berusaha untuk membelinya.
  5. Seorang siswa yang meraih tingkatan sabuk hanya untuk kepentingan diri sendiri atau hanya untuk menunjukan kekuatan.
  6. Seorang instruktur yang mengajarkan dan memperkenalkan Taekwon-Do demi hanya mengejar materi.
  7. Seorang siswa yang berbuat tidak sesuai dengan apa yang telah diucapkannya.
  8. Seorang siswa yang merasa malu untuk meminta pendapat dari junior-juniornya.


KETEKUNAN (PERSEVERANCE/IN NAE)\
Berikut ini adalah pepatah kuno yang berasal dari Asia Timur, “Kesabaran akan membawa kebajikan atau pahala”. Seseorang dapat menciptakan tempat tinggal yang damai dengan bersabar 1001 kali. Tentunya, kebahagian dan kemakmuran sering kali didapatkan oleh orang yang memiliki kesabaran. Untuk mencapai sesuatu, apakah itu suatu tingkatan sabuk yang tinggi atau teknik yang sempurna, seseorang harus mempunyai cita-cita, lalu secara ulet memperjuangkannya. Robert Bruce mendapatkan pelajaran ketekunan dari usaha ulet seekor laba-laba dalam membangun jaringnya. Kesabaran dan keuletannya inilah yang pada akhirnya membawa beliau membebaskan Skotlandia pada abad ke-14. Salah satu kunci terpenting untuk menjadi pemimpin Taekwon-Do adalah mengatasi setiap kesulitan dengan ketekunan.

Confucius berkata “Seseorang yang tidak memiliki kesabaran dalam menangani urusan yang kecil tidak akan berhasil dalam menangani urusan yang besar”.


PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL/GUK GI)
Azas ini sangat penting baik di dalam maupun di luar Dojang. Ketika seseorang dalam latihan pertarungan bebas atau dalam urusan pribadi. Kehilangan pengendalian diri akan membawa malapetaka, baik bagi siswa itu sendiri maupun lawannya.
Ketidakmampuan untuk hidup dan bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta keadaan lingkungan disekeliling adalah suatu bentuk yang juga mengabaikan pengendalian diri.
Menurut Lao-Tzu “Inti dari pengendalian diri adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri sebelum menaklukan orang lain”.


SEMANGAT PANTANG MENYERAH (INDOMITABLE SPIRIT/BAEKJUL BOOLGOOL)
“Disini terbaring 300 manusia, yang telah menjalankan tugasnya”. Adalah tulisan singkat pada sebuah nisan yang menggambarkan salah satu tindakan gagah berani bagi umat manusia.

Walaupun berhadapan dengan kekuatan Xerxes yang sangat luar biasa, Leonidas dan 300 prajuritnya memperlihatkan kepada dunia tentang arti semangat pantang menyerah. Diperlihatkan bahwa suatu keberanian serta prinsip akan melenyapkan penghalang yang sangat besar.

Siswa Taekwon-Do yang serius akan selalu bersikap rendah hati dan jujur. Jika menghadapi suatu ketidakadilan, harus berani memeranginya tanpa rasa takut atau ragu sama sekali dengan semangat pantang menyerah, tanpa memandang siapa dan bagaimanapun sulitnya.

Confucius berkata “Adalah suatu tindakan pengecut dimana tidak berani menentang ketidakadilan” Telah dibuktikan oleh sejarah, mereka yang mengejar impian-impian yang diinginkannya dengan memiliki semangat pantang menyerah yang kuat dan bersungguh-sungguh tidak akan pernah gagal dalam mewujudkan cita-citanya.

Tidak ada komentar: