Tidak dapat disangkal
lagi, bahwa berhasil atau gagalnya berlatih Taekwon-Do sebagian besar
tergantung bagaimana siswa menjalankan dan menerapkan azas-azas
Taekwon-Do yang menjadi pedoman bagi para siswa yang mempelajari
Taekwon-Do secara serius.
BUDI PEKERTI
(COURTESY/YE UI)
Dapat
dikatakan bahwa budi pekerti adalah suatu peraturan tidak tertulis
yang dibuat oleh guru-guru filsafat Zaman dulu sebagai arti untuk
menerangkan usaha manusia dalam menjaga hubungan masyarakat yang
harmonis. Selanjutnya budi pekerti menjadi sebuah ukuran tertinggi
yang dibutuhkan oleh mahluk hidup.
Para
siswa Taekwon-Do harus berusaha melatih unsur-unsur budi pekerti di
bawah ini untuk membangung sifat mulia dan menjalankan latihan dengan
sikap tertib yang sama baiknya.
- Mengembangkan semangat saling menghargai
- Mengakui kesalahan sendiri dan tidak melemparkannya kepada orang lain
- Berlaku sopan terhadap satu dan lainnya
- Membangkitkan rasa keadilan dan kemanusiaan
- Mendahulukan instruktur dari siswa, senior dari junior, dan yang lebih tua dari yang lebih muda
- Berperilaku sesuai dengan etika
- Menghormati hak milik orang lain
- Menangani suatu urusan dengan adil dan bijaksana
- Jangan memberi atau menerima sesuatu yang tidak ikhlas
INTEGRITAS
(INTEGRITY/YOM CHI)
Di
dalam Taekwon-Do, kata integritas memiliki makna yang lebih mendalam
dari yang tercantum di Webster's dictionary. Seseorang harus dapat
membedakan antara benar dan salah serta mempunyai hati nurani, jika
berbuat salah harus mempunyai perasaan bersalah. Dibawah ini adalah
beberapa contoh dimana integritas diabaikan
- Seorang instruktur yang tidak dapat menunujukan kemampuan dirinya serta nilai-nilai Taekwon-Do, akan memberikan teknik-teknik yang tidak layak kepada para siswanya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki atau kurangnya rasa perduli.
- Seorang siswa yang tidak dapat menunjukan kemampuan dirinya dengan “merekayasa” bahan-bahan untuk teknik pemecahan sebelum peragaan.
- Seorang instruktur yang menyembunyikan teknik-teknik buruk yang dimilikinya dengan tempat latihan yang mewah dan sanjungan yang tidak tepat terhadap para siswanya.
- Seorang siswa yang meminta tingkatan sabuk dari seorang instruktur, atau berusaha untuk membelinya.
- Seorang siswa yang meraih tingkatan sabuk hanya untuk kepentingan diri sendiri atau hanya untuk menunjukan kekuatan.
- Seorang instruktur yang mengajarkan dan memperkenalkan Taekwon-Do demi hanya mengejar materi.
- Seorang siswa yang berbuat tidak sesuai dengan apa yang telah diucapkannya.
- Seorang siswa yang merasa malu untuk meminta pendapat dari junior-juniornya.
KETEKUNAN
(PERSEVERANCE/IN NAE)\
Berikut
ini adalah pepatah kuno yang berasal dari Asia Timur, “Kesabaran
akan membawa kebajikan atau pahala”. Seseorang dapat menciptakan
tempat tinggal yang damai dengan bersabar 1001 kali. Tentunya,
kebahagian dan kemakmuran sering kali didapatkan oleh orang yang
memiliki kesabaran. Untuk mencapai sesuatu, apakah itu suatu
tingkatan sabuk yang tinggi atau teknik yang sempurna, seseorang
harus mempunyai cita-cita, lalu secara ulet memperjuangkannya. Robert
Bruce mendapatkan pelajaran ketekunan dari usaha ulet seekor
laba-laba dalam membangun jaringnya. Kesabaran dan keuletannya inilah
yang pada akhirnya membawa beliau membebaskan Skotlandia pada abad
ke-14. Salah satu kunci terpenting untuk menjadi pemimpin Taekwon-Do
adalah mengatasi setiap kesulitan dengan ketekunan.
Confucius
berkata “Seseorang yang tidak memiliki kesabaran dalam menangani
urusan yang kecil tidak akan berhasil dalam menangani urusan yang
besar”.
PENGENDALIAN DIRI
(SELF CONTROL/GUK GI)
Azas
ini sangat penting baik di dalam maupun di luar Dojang. Ketika
seseorang dalam latihan pertarungan bebas atau dalam urusan pribadi.
Kehilangan pengendalian diri akan membawa malapetaka, baik bagi siswa
itu sendiri maupun lawannya.
Ketidakmampuan
untuk hidup dan bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta
keadaan lingkungan disekeliling adalah suatu bentuk yang juga
mengabaikan pengendalian diri.
Menurut
Lao-Tzu “Inti dari pengendalian diri adalah orang yang dapat
menaklukkan dirinya sendiri sebelum menaklukan orang lain”.
SEMANGAT PANTANG
MENYERAH (INDOMITABLE SPIRIT/BAEKJUL BOOLGOOL)
“Disini
terbaring 300 manusia, yang telah menjalankan tugasnya”. Adalah
tulisan singkat pada sebuah nisan yang menggambarkan salah satu
tindakan gagah berani bagi umat manusia.
Walaupun
berhadapan dengan kekuatan Xerxes yang sangat luar biasa, Leonidas
dan 300 prajuritnya memperlihatkan kepada dunia tentang arti semangat
pantang menyerah. Diperlihatkan bahwa suatu keberanian serta prinsip
akan melenyapkan penghalang yang sangat besar.
Siswa
Taekwon-Do yang serius akan selalu bersikap rendah hati dan jujur.
Jika menghadapi suatu ketidakadilan, harus berani memeranginya tanpa
rasa takut atau ragu sama sekali dengan semangat pantang menyerah,
tanpa memandang siapa dan bagaimanapun sulitnya.
Confucius
berkata “Adalah suatu tindakan pengecut dimana tidak berani
menentang ketidakadilan” Telah dibuktikan oleh sejarah, mereka yang
mengejar impian-impian yang diinginkannya dengan memiliki semangat
pantang menyerah yang kuat dan bersungguh-sungguh tidak akan pernah
gagal dalam mewujudkan cita-citanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar