Meskipun asal-usul bela
diri tidaak diketahui dengan pasti, namun dapat dianggap suatu
kenyataan bahwa sejak dahulu telah ada tindakan fisik yang melibatkan
penggunaan tangan dan kaki untuk tujuan melindungi diri.
Jika kita mendefinisikan
tindakan fisik ini sebagai “Taekwon-Do”, maka setiap negara akan
mengaku bahwa merekalah yang menciptakan Taekwon-Do.
Bagaimanapun, ada sedikit
persamaan antara Taekwon-Do yang dijalani sekarang, dengan bentuk
kasar perkelahian tangan kosong yang dikembangkan di masa lalu.
Taekwon-Do modern
sangatlah berbeda dari seni bela diri lainnya. Karena seluruh teori,
terminologi, teknik, sistem, konsep dasar, peraturan, seragam dan
dasar spiritualnya dikembangkan, disusun, dan dinamakan secara ilmiah
oleh sang penciptanya, Gen. Choi Hong Hi. Suatu kesalahan jika
menganggap bila setiap tindakan apapun yang menggunakan tangan dan
kaki untuk membela diri adalah Taekwon-Do. Hanya mereka yang melatih
teknik-teknik yang berdasarkan pada seluruh teori, prinsip dan
filsafat Gen. Choi Hong Hi dapat dikatakan sebagai siswa Taekwon-Do
yang asli.
Kapan dan di mana
Taekwon-Do dimulai?
Sejarah Taekwon-Do
dimulai ketika semenanjung Korea dijajah oleh Jepang selama 35 tahun,
hingga akhir perang dunia ke dua tahun 1945.
Maha guru dan pencipta
Taekwon-Do Gen. Cgoi Hong Hi lahir pada tanggal 9 November 1918.
Ketika itu tubuh beliau sangatlah lemah sehingga sangat mudah baginya
untuk jatuh sakit. Ayahnya yang juga seorang ahli dalam pengobatan
tradisionil berusaha untuk meningkatkan daya tahan tubuh anaknya
melalui ramuan herbal dan
akupuntur (tusuk
jarum).
Ketika
duduk di kelas 5, Choi muda terlibat daalam pembentukan gerakan siswa
anti Jepang yang berakibat dikeluarkannya beliau dari sekolah.
Ayahnya yang sangat perduli pada masa depannya, menyuruhnya untuk
belajar kaligrafi (seni menulis indah) pada seorang guru kaligrafi
Master Han Il Dong yang juga ahli dalam Tae kyon. Yaitu seni bela
diri Korea kuno yang berpokok pada gerak kaki. Terkesan akan keadaan
kondisi fisik muridnya, selain kaligrafi Master Han Il Dong juga
mulai membimbing Choi muda pada latihan-latihan berat seni bela diri
Tae kyon untuk membentuk dan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Setelah delapan tahun belajar, beliau dinyatakan lulus oleh Master
Han Il dong.
Pada
tahun 1938 terdorong oleh cerita dan bujukan kawan-kawannya, Choi
muda tertarik pergi ke Jepang untuk mempelajari pengetahuan dari
barat. Namun beberapa hari sebelum keberangkataannya ke Jepang,
beliau terlibat dalam sebuah insiden yang akan membuatnya menghadapi
pembalasan jika ia kembali ke Korea. Di Jepang, atas bujukan dan
nasihat kawannya, beliau mempelajari Karate Shotokan dari Master
Ghuchin Funagoshi hingga mencapai sabuk hitam Dan II.
Gen. Choi semasa berlatih Shotokan Karate di Jepang |
Pada
akhir tahun 1942, posisi Jepang beralih dari posisi ofensif ke posisi
difensif, dan mereka memerlukan banyak tenaga untuk menunjang tentara
mereka dalam perang di Asia Pasifik. Oleh karena itulah banyak
mahasiswa Korea yang dipaksa menjadi tentara Jepang, tak terkecuali
Choi muda. Beliau kemudian dikirim ke Seoul untuk mengikuti
latihan-latihan dasar kemiliteran. Dalam latihan dasar kemiliteran
Choi muda merencanakan untuk melarikan diri guna bergabung dengan
pasukan gerilya rakyat Korea. Tetapi rencana beliau ketahuan, dan
beliau dimasukan penjara dan di jatuhi hukuman mati. Di dalam penjara
Choi muda mendalami dan mengajarkan ilmu bela diri yang dipelajarinya
(kombinasi antara Karate Shotokan dan Taekyon) kepada para tahanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar