COURTESY
INTEGRITY
PERSEVERANCE
SELF CONTROL
INDOMITABLE SPIRIT

Senin, 30 Juli 2012

Sejarah Taekwon-Do I


Meskipun asal-usul bela diri tidaak diketahui dengan pasti, namun dapat dianggap suatu kenyataan bahwa sejak dahulu telah ada tindakan fisik yang melibatkan penggunaan tangan dan kaki untuk tujuan melindungi diri.

Jika kita mendefinisikan tindakan fisik ini sebagai “Taekwon-Do”, maka setiap negara akan mengaku bahwa merekalah yang menciptakan Taekwon-Do.
Bagaimanapun, ada sedikit persamaan antara Taekwon-Do yang dijalani sekarang, dengan bentuk kasar perkelahian tangan kosong yang dikembangkan di masa lalu.

Taekwon-Do modern sangatlah berbeda dari seni bela diri lainnya. Karena seluruh teori, terminologi, teknik, sistem, konsep dasar, peraturan, seragam dan dasar spiritualnya dikembangkan, disusun, dan dinamakan secara ilmiah oleh sang penciptanya, Gen. Choi Hong Hi. Suatu kesalahan jika menganggap bila setiap tindakan apapun yang menggunakan tangan dan kaki untuk membela diri adalah Taekwon-Do. Hanya mereka yang melatih teknik-teknik yang berdasarkan pada seluruh teori, prinsip dan filsafat Gen. Choi Hong Hi dapat dikatakan sebagai siswa Taekwon-Do yang asli.

Kapan dan di mana Taekwon-Do dimulai?

Sejarah Taekwon-Do dimulai ketika semenanjung Korea dijajah oleh Jepang selama 35 tahun, hingga akhir perang dunia ke dua tahun 1945.

Maha guru dan pencipta Taekwon-Do Gen. Cgoi Hong Hi lahir pada tanggal 9 November 1918. Ketika itu tubuh beliau sangatlah lemah sehingga sangat mudah baginya untuk jatuh sakit. Ayahnya yang juga seorang ahli dalam pengobatan tradisionil berusaha untuk meningkatkan daya tahan tubuh anaknya melalui ramuan herbal dan akupuntur (tusuk jarum).

Ketika duduk di kelas 5, Choi muda terlibat daalam pembentukan gerakan siswa anti Jepang yang berakibat dikeluarkannya beliau dari sekolah. Ayahnya yang sangat perduli pada masa depannya, menyuruhnya untuk belajar kaligrafi (seni menulis indah) pada seorang guru kaligrafi Master Han Il Dong yang juga ahli dalam Tae kyon. Yaitu seni bela diri Korea kuno yang berpokok pada gerak kaki. Terkesan akan keadaan kondisi fisik muridnya, selain kaligrafi Master Han Il Dong juga mulai membimbing Choi muda pada latihan-latihan berat seni bela diri Tae kyon untuk membentuk dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Setelah delapan tahun belajar, beliau dinyatakan lulus oleh Master Han Il dong.

Pada tahun 1938 terdorong oleh cerita dan bujukan kawan-kawannya, Choi muda tertarik pergi ke Jepang untuk mempelajari pengetahuan dari barat. Namun beberapa hari sebelum keberangkataannya ke Jepang, beliau terlibat dalam sebuah insiden yang akan membuatnya menghadapi pembalasan jika ia kembali ke Korea. Di Jepang, atas bujukan dan nasihat kawannya, beliau mempelajari Karate Shotokan dari Master Ghuchin Funagoshi hingga mencapai sabuk hitam Dan II.
Gen. Choi semasa berlatih Shotokan Karate di Jepang

Pada akhir tahun 1942, posisi Jepang beralih dari posisi ofensif ke posisi difensif, dan mereka memerlukan banyak tenaga untuk menunjang tentara mereka dalam perang di Asia Pasifik. Oleh karena itulah banyak mahasiswa Korea yang dipaksa menjadi tentara Jepang, tak terkecuali Choi muda. Beliau kemudian dikirim ke Seoul untuk mengikuti latihan-latihan dasar kemiliteran. Dalam latihan dasar kemiliteran Choi muda merencanakan untuk melarikan diri guna bergabung dengan pasukan gerilya rakyat Korea. Tetapi rencana beliau ketahuan, dan beliau dimasukan penjara dan di jatuhi hukuman mati. Di dalam penjara Choi muda mendalami dan mengajarkan ilmu bela diri yang dipelajarinya (kombinasi antara Karate Shotokan dan Taekyon) kepada para tahanan.


Tidak ada komentar: